Klakah (19/5) - Hipertensi atau tekanan darah tinggi dalah suatu
kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Pada pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Bila
tekanan darah 120/80 mmHg maka dikatakan normal. Sedangkan pada
tekanan darah tinggi biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau
ke atas.
Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor resiko
untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Selain faktor genetika, usia,
dan jenis kelamin, ada beberapa faktor penyebab lain, antara lain:
- Stres atau perasaan tertekan.
- Kegemukan (Obesitas).
- Kebiasaan merokok.
- Kurang berolahraga.
- Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia).
- Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.
- Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang tidak seimbang.
Sedangkan gejala umum yang mungkin terjadi pada orang
dengan tekanan darah tinggi meliputi:
- Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang setelah beberapa jam.
- Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.
- Mudah lelah, lesu, Impoten.
- Telinga berdenging.
- Detak jantung berdebar cepat.
- Pandangan agak kabur, susah tidur, sakit pinggang, dan mudah menjadi marah.
Komplikasi serius yang bisa saja dialami oleh
penderita hipertensi, antara lain sebagai berikut:
- Kerusakan otak ; Tekanan darah yang terlalu tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak (stroke) akibatnya, darah tercecer dari daerah tertentu otak sedangkan bagian lain otak tidak teraliri cukup sehingga bagian otak menjadi rusak.
- Kerusakan jantung ; Tekanan darah yang tinggi menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran otot jantung kiri disebabkan jantung bekerja keras untuk memompa darah.
- Kerusakan ginjal ; Tingginya tekanan darah akan membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan. Akhirnya, pembuluh darah menjadi rusak dan menyebabkan fungsi ginjal menurun hingga mengalami kegagalan ginjal.
- Kerusakan mata ; Tekanan darah yang tinggi menyebabkan tertekannya pembuluh darah dan syaraf pada mata sehingga penglihatan terganggu.
Berikut adalah beberapa cara pencegahan hipertensi yang
dapat dilakukan oleh penderita, antara lain sebagai berikut:
- Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat (Sayur dan buah).
- Mengurangi konsumsi garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.
- Mengurangi berat badan, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur.
- Lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.
Dalam memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang bertepatan pada tanggal 17 Mei, Puskesmas Klakah bekerjasama dengan kader Kesehatan Olahraga dan Lintas Sektoral untuk mengadakan kegiatan senam bersama serta dilanjutkan dengan pelaksanaan Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) (19/5) yang diadakan di Lingkungan Kantor Kecamatan Klakah dengan sasaran seluruh pegawai, staf UPT, serta linsek terkait.
Tujuan
Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok
masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
Kegiatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan Posbindu PTM adalah kegiatan
Posbindu PTM Dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, pengukuran
berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks Massa tubuh (IMT), pengukuran
tekanan darah, serta penyuluhan perseorangan mengenai hipertensi dan penyuluhan
kesehatan berdasarkan angka IMT.
Salah satu indikator yang menjadi fokus
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) 2016-2017 adalah melakukan cek
kesehatan secara berkala. Indikator tersebut apabila benar-benar diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari bisa juga digunakan sebagai salah satu cara pencegahan
hipertensi. Cek kesehatan secara berkala sendiri merupakan hal yang jarang
sekali dilakukan oleh masyarakat. Banyak penyebabnya, seperti adanya anggapan
biaya yang mahal, menganggapnya kurang penting, atau anggapan bahwa medical
check up hanya cocok dilakukan oleh orang-orang yang sudah berusia lanjut.
Anggapan bahwa cek kesehatan ini cocok dilakukan untuk para orang tua,
sepenuhnya tidak benar. Justru cek kesehatan ini seharusnya dilakukan pada saat
usia produktif. Apalagi bagi mereka yang kira-kira memiliki risiko terhadap
penyakit tertentu. Anggapan medical check up membutuhkan biaya yang mahal
sebenarnya juga tidak benar.
1. Mengetahui sedini mungkin kondisi kesehatan kita secara terperinci
2. Mencegah berkembangnya suatu kelainan atau penyakit
3. Melakukan pengobatan segera
4. Mencegah atau menunda terjadinya komplikasi penyakit
5. Menghemat biaya pengobatan
6. Memperpanjang usia produktif dan usia harapan hidup
7. Meningkatkan kualitas hidup
Cek kesehatan secara berkala juga bertujuan untuk membandingkan status kesehatan kita sebelumnya, apakah terjadi peningkatan atau penurunan kondisi kesehatan, bisa mengetahui jenis penyakit yang mungkin saja diderita anak, jika terjadi sesuatu atau kelainan dalam tubuh, maka dokter pun akan memberikan saran untuk segera melakukan atau menangani tindakan dengan cepat dan tepat. Namun, jika tidak pernah melakukan cek kesehatan secara berkala, maka seseorang tidak akan mengetahui apakah kesehatan mereka terganggu. Gejala penyakit yang tidak terdeteksi secara dini akan berakibat fatal terhadap kesehatan. Pada tahap lanjut, sebuah penyakit akan sulit diobati dan butuh biaya tinggi. Bahwa cek kesehatan secara berkala bisa untuk mendeteksi lebih dini penyakit pasien sehingga pasien dapat menindaklanjuti masalah atau kelainan lebih awal. Juga sebagai track record kesehatan pasien yang akan menjadi acuan untuk mengontrol pola hidup. [dw]
“AYO! KETAHUI TEKANAN
DARAHMU, CEGAH HIPERTENSI DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT UNTUK INDONESIA KUAT”